Home
▼
Minggu, 22 Juli 2012
budidaya cabe di pot atau ploybag
Bertanam cabe tidak harus mempunyai lahan yang luas, ada cara lain yang lebih efektif dapat ditempuh dengan memanfaatkan pot, polybag, atau dapat pula digunakan dari berbagai barang-barang bekas yang ada di sekitar kita seperti ; ember plastik, drum bekas, kaleng cat, dll.
Pada awalnya bertanam cabe dalam pot dilakukan sebagai upaya mengatasi keterbatasan lahan yang tersedia. Dalam perkembangannya, bercocok tanam cabe dalam wadah memiliki nilai artistik tersendiri sehingga selain bisa menikmati buahnya, keindahan pohon, dan warna-warni buahnya juga bisa dinikmati. Tidak mengherankan jika sekarang bercocok tanam cabe dalam wadah semakin banyak digemari orang dan telah menjadi hobi masyarakat perkotaan.
Salah satu keuntungan bertanam cabe menggunakan wadah adalah resiko kegagalan dapat diperkecil. Pasalnya, faktor lingkungan yang menjadi syarat tumbuh dapat dengan mudah direkayasa sesuai dengan kebutuhan.
A. Syarat-syarat tumbuh
Untuk dapat tumbuh dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan potensi produksinya, tanaman cabe memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai. Banyak faktor lingkungan yang menentukan pertumbuhan cabe. Tetapi secara umum, terdapat empat faktor lingkungan utama yang sangat menentukan , yaitu suhu, cahaya, tanah, dan air.
a. Suhu
Suhu merupakan faktor penting dalam proses kehidupan tanaman. Hal ini karena semua proses biokimia tanaman sangat dipengaruhi oleh suhu. Supaya tanaman cabe dapat tumbuh dengan baik, suhu ideal untuk pertumbuhannya harus dipenuhi. Tanaman cabe secara umum dikenal sebagai tanaman sayuran yang dapat tumbuh dalam rentang suhu yang cukup luas, yakni pada kisaran 15-32 derajat Celcius. Berdasarkan hasil penelitian, suhu optimum tanaman cabe berkisar antara 24-30 derajat Celcius.
b. Cahaya
Cahaya memiliki pengaruh tidak kalah pentingnya dengan suhu. Cahaya merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis tanaman. Tanaman membutuhkan cahaya yang cukup untuk mendapatkan pertumbuhan yang sehat dan pembentukan buah yang maksimum selama masa produksinya. Pada tanaman cabe pada umumnya, cahaya yang dibutuhkan selama 12 jam/hari (berbeda sesuai varietas), sedangkan untuk tanaman cabe dalam wadah/pot, kebutuhan cahayanya dapat direkayasa sesuai kebutuhan, bisa juga dengan menambahkan naungan seperti paranet. Naungan ini sifatnya mengurangi intensitas matahari yang terlalu tinggi. Dengan begitu, cahaya yang dibutuhkan tanaman cabe akan tetap sesuai dengan kebutuhannya.
c. Tanah
Fungsi tanah bagi tanaman tidak hanya menyediakan unsur-unsur mineral, tetapi juga sebagai tempat berpegang dan bertumpunya tanaman agar dapat tumbuh tegak.
Bertanam cabe dalam pot pada dasarnya sama dengan bertanam cabai di lahan pekarangan. Pilihlah tanah yang gembur, berasal dari lapisan atas tanah, dan mampu mengikat cukup air.
Media tanah yang baik adalah campuran tanah humus, sekam padi dan pupuk kandang fermentasi dengan komposisi 1:1:1.
pH tanah ideal yang dibutuhkan tanaman cabe berkisar antara 4,5-7. Untuk pH tanah yang terlalu rendah (asam) dapat dinaikan dengan menambahkan kation basa seperti kalsium oksida (Cao) atau lebih populer dengan sebutan kapur dolomit. Sebaliknya, pH tanah terlalu tinggi (basa) dapat menambahkan unsur belerang (sulfur). Tanah yang digunakan sebagai media tanam sebaiknya remah atau poros. Dengan tanah yang poros perakaran akan mudah untuk melakukan proses respirasi (pernapasan).
d. Air
Bagi tanaman, air tidak hanya berfungsi sebagai sistem pelarut sel tanaman, tetapi juga sebagai media pengangkutan unsur-unsur makanan di dalam tanah. Karena itu air, air sangat diperlukan dalam proses pertumbuha tanaman. Air yang digunakan sebaiknya bebas polutan dan berkadar garam rendah. ph air yang optimum pada tanaman cabe berkisar antara 5-7, dengan kelembababn udara 70-80%. Tanaman cabe lebih menyukai kelembababn rendah daripada kelembaban yang tinggi.
B. Pembibitan
a. Memilih Benih Berkwalitas
Memilih benih cabe berkwlitas dilakukan agar tanaman cabe dapat tumbuh dengan dan produktip. Benih cabe bisa diperoleh di kios-kios pertanian atau di toko-toko yang menjual tanaman holtikultura. Gunakan benih yang masih dalam masa pemakaian (belum kadaluarsa). Semakin baru bibit tersebut, daya tumbuhnya akan semakin baik (germinasinya tinggi).
Billa ingin mendapatkan benih dari biji buah cabe langsung, pilihlah biji yang berasal dari buah yang besar, sehat, dan matang. Umumnya buah cabe yang matang berwarna merah tua. Belah biji memanjang, kemudian keluarkan dan pilih biji yang baik. Biji hasil seleksi kemudian di keringkan dengan cara di angin-anginkan.
b. Perlakuan Benih
Untuk mempercepat tumbuhnya benih, Sebelum di semaikan, benih diperlakukan dengan cara merendamnya dengan air hangat selama 24 jam, biji yang terapung dibuang, sedangkan biji yang tenggelam digunakan sebagai benih. Untuk mengurangi patogen atau penyakit yang mungkin terbawa bersama biji lakukan perendaman selama 10 menit dengan larutan fungisida golongan sisitemik supaya patogen/penyakit yang menempel mati. Benih yang ditanam harus mempunyai bentuk, ukuran, dan warna yang seragam, bersih, dan tidak keriput.
c. Penyemaian benih
Proses penyemaian benih bisa dilakukan dengan menggunakan wadah kayu, pot, atau baki (try) dengan ukuran menyesuaikan dengan kebutuhan. Media yang digunakan bisa berupa campuran kompos, pasir, dan pupuk kandang fermentasi atau cocopeat murni. Permbandingan antara kompos, pasir, dan kotoran ternak fermentasi 1:1:1.
Tebal media penyemaian minimal 10 cm. Sebelum disemai, benih dibasahi terlebih dahulu menggunakan air. Selanjutnya benih ditaburkan di atas media penyemaian dengan jarak dengan jarak kurang lebih 3-5 cm, kemudian ditutup tipis dengan media semai. Penyiraman media penyemaian bisa menggunakan sprayer. Media semai cukp disiram satu hari sekali. Namun bila cuaca cukup panas, penyemaian benih dapat disiram hingga dua kali sehari. Selama masa penyemaian, harus dihindari kontak langsung benih dengan cahaya matahari. Pemakaian pupuk yang berlebihan harus dihindari saat bibit masih di penyemaian. Bila proses penyemaian berjalan baik, dala 4-5 hari bibit cabai akan mulai berkecambah. Setelah berumur 4 minggu, bibit sudah dapat dipindahkan kedalam polybag kecil.
C. Penanaman bibit dalam Pot/Polybag
a. Persiapan Pot Tanam
Untuk melakukan penanaman cabe dalam wadah, yang perlu diperhatikan adalah diameter dan kedalaman wadah, hal ini terkait dengan perakaran cabe yang menyebar menembus cukup dalam antara 30-50 cm. Pot yang baik adalah yang memenuhi kriteria berikut :
1. Mampu mendukung perkembangan perakaran.
2. Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan air berelebih.
3. Dasar pot dipilih yang berkaki untuk membantu aerasi dan drainase.
4. Tidak terlalu berat agar mudah dipindahkan.
5. Tidak mudah lapuk dan pecah.
6. Dinding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar agar suhu tanah tetap stabil.
Jenis pot yang dipakai dapat berupa pot tanah liat, pot plastik, pot porselin, pot semen, pot ban bekas, pot kaleng bekas dan pot anyaman bambu. Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.
b. Persiapan Media Tanam
Sebelum bibit ditanam kedalam wadah/pot, media tanam berupa campuran pupuk kandang dan tanah atau kompos harus dipersiapkan terlebih dahulu. Mengisi tanah di dalam pot bisa dilakukan sebagai berikut :
1. Tutup lubang pot bagian bawah dengan pecahan genteng.
2. Isi dasar pot dengan kerikil dan pasir kasar untuk membantu aerasi dan drainase.
3. Masukkan tanah ke dalam pot dan jangan dipadatkan.
4. Siram dengan air secukupnya agar tanah menjadi mapan.
Bibit yang baru dipindahkan kedalam wadah/pot sebaiknya diletakkan ditempat yang teduh atau tidak terkena cahaya matahari langsung selama 2-3 hari.
D. Pemupukan
Pemupukan bertujuan menyediakan unsur hara ynag dibutuhkan oleh tanaman. Di dalam tanah sebenarnya telah tersedia unsur hara tetapi dalam jumlah yang tidak mencukupi untuk pertumbuhan tanaman secara maksimal. Dengan pemberian pupuk, tanaman dapat tumbuh pesat sehingga dapat cepat berbunga dan berbuah. Pupuk yang dugunakan untuk tanaman cabe dapat berupa pupuk organik (alami) atau anorganik (buatan).
Unsur N diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif. Bila tanaman terlalu banyak mendapat unsur N, tanaman akan tumbuh terlalu subur sehingga sulit menghasilkan bunga. Unsur P diperlukan untuk pertumbuhan generatif tanaman, yakni mendorong pembentukan dan pertumbuhan bunga dan buah. Sementara unsur K sangat diperlukan dalam membentuk dan mengirim (transportasi) karbohydrat, mengatur kebutuhan air yang dibutuhkan jaringan tanaman, dan mendorong daya serap air. Unsur K sangat menetukan produktifitas tanaman dalam menghasilkan buah, baik jumlah atau mutunya.
E. Penyiraman
Penyiraman tanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari,karena pada sing harinya tanaman banyak membutuhkan air untuk proses fotosintesis. Penyiraman sebaiknya dilakukan sebelum jam 09.00 pagi